Apakah Sedekah Jumat Bid’ah?
BincangSyariah.Com– Sedekah Jumat merupakan salah satu ritual yang paling trending, pada hari tersebut semua berduyun-duyun untuk mendermakan hartanya. Namun menurut salah satu ustadz kondang di kalangan Salafi Wahabi, menganggap amaliyah ini tidak ada dasarnya. Lantas apakah sedekah Jumat bid’ah? Bagaimana hukum sedekah di hari jumat?
Hukum sedekah di hari Jumat adalah sunnah muakkad, adapun di hari lainnya kesunnahannya tidak sampai taraf muakkad. Dijelaskan oleh Syekh Zainuddin Al-Malibari;
وينبغي – للراغب في الخير – أن لا يخلي (كل يوم) من الايام من الصدقة (بما تيسر) وإن قل، وإعطاؤها (سرا) أفضل منه جهرا. أما الزكاة: فإظهارها أفضل – إجماعا – (و) إعطاؤها (برمضان): أي فيه – لا سيما في عشره الأواخر – أفضل، ويتأكد أيضا: في سائر الازمنة، والامكنة، الفاضلة: كعشر ذي الحجة، والعيدين، والجمعة، وكمكة، والمدينة
“Seyogyanya bagi seseorang yang memiliki semangat untuk melakukan kebaikan, untuk selalu bersedekah setiap dengan harta yang ia miliki meskipun sedikit. Dalam konteks sedekah, yang disunnahkan itu adalah dilakukan dengan cara samar-samar, lain halnya dengan zakat yang mana dalam masalah tersebut itu justru disunnahkan untuk menampakkannya.
Kesunahan sedekah di hari Jumat ini bisa naik menjadi sunnah muakkad dalam konteks bulan Ramadhan, apalagi di 10 akhir bulan tersebut. Demikian pula sedekah menjadi sunnah muakkad dalam waktu yang mulia semisal di 10 hari bulan Dzulhijjah, hari raya dan hari Jumat.
Dan juga menjadi sunnah muakkad dalam konteks tempat yang dimuliakan semisal Mekah dan Madinah.” (Fath al-Muin fi Hall Alfadz Fath al-Muin, halaman 257)
Jadi, justru lebih dianjurkan untuk bersedekah di hari jum’at dari pada di hari lainnya. Pernyataan ini juga diafirmasi oleh Syekh Nawawi Al-Bantani dalam karyanya, beliau menyatakan;
(وَيسن صَدَقَة تطوع كل يَوْم) أَي كل وَقت لَيْلًا وَنَهَارًا لَا سِيمَا أَيَّام الجدب والضيق ليحوز بذلك الْعَافِيَة فِي الْجِسْم وَالْمَال والأهل وَالْخلف السَّرِيع فِي الدُّنْيَا وَالثَّوَاب الجزيل فِي الْآخِرَة وَلَا تتقيد الصَّدَقَة بِمِقْدَار بل تحصل (بِمَا تيَسّر) وَلَو شَيْئا يَسِيرا … وَيسن الْإِكْثَار من الصَّدَقَة فِي رَمَضَان لَا سِيمَا فِي عشره الْأَوَاخِر وأمام الْحَاجَات وَعند كسوف وَمرض وَحج وَجِهَاد وَفِي أزمنة وأمكنة فاضلة كعشر ذِي الْحجَّة وَأَيَّام الْعِيد وَالْجُمُعَة وعاشوراء وَشهر رَجَب وَشَعْبَان وَمَكَّة وَالْمَدينَة
“Disunnahkan untuk bersedekah di setiap harinya, baik di malam hari maupun siang hari. Terlebih di masa-masa paceklik dan masa sulit agar supaya ia dan keluarganya mendapatkan kesehatan jasmani dan finansial, ganti yang berlimpah di dunia dan pahala yang banyak di akhirat.
Sedekah ini tidak dibatasi porsinya, bahkan sedekah ini sudah dianggap cukup Ketika seseorang menerimakan hartanya meskipun sedikit. Dan disunnahkan untuk memperbanyak shodaqoh di bulan Ramadhan, apalagi di tanggal 10 akhirnya.
Dan juga disunnahkan dalam masa-masa orang butuh, ketika gerhana, Sakit, Haji, dan jihad. Demikian pula disunnahkan untuk memperbanyak shodaqoh di waktu yang mulia semisal pada hari 10 awal Dzulhijjah hari raya, hari Jumat, Asyura (10 Muharram), bulan Rajab, dan Sya’ban. Begitu juga dalam konteks tempat-tempat yang mulia semisal Mekah dan Madinah.” (Nihayat al-Zain, halaman 183)
Sehingga sudah jelas, Para ulama’ menganjurkan untuk bersedekah di hari jum’at. Jika di lain hari hukumnya hanya sunnah, maka di hari jum’at ini hukumnya naik menjadi sunnah muakkad. Ternyata rumusan ulama’ ini ada tendensinya, yang mana pada hari Jumat itu pahala shodaqoh dilipatgandakan. Imam al-Syafi’i mengatakan;
بَلَغَنَا عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى أَنَّ رَسُولَ اللهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَكْثِرُوا الصَّلَاةَ عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَإِنِّي أُبَلَّغُ وَأَسْمَعُ قَالَ وَيُضَعَّفُ فِيهِ الصَّدَقَةُ
“Aku mendengar dari Abdillah bin Abi Aufa bahwa Rasulullah Saw bersabda “Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku di hari Jumat sesungguhnya shalawat itu tersampaikan dan aku mendengarnya. Nabi juga bersabda bahwa pada hari itu pahala bersedekah dilipatgandakan.” (Al-Umm, Juz 1, halaman. 239).
Dengan demikian jelas bahwasanya sedekah di hari Jumat ini hukumnya sunnah muakkad dan memang ada tuntunannya dari Rasulullah, bahkan dijelaskan bahwasanya jika seseorang itu tidak bisa sedekah setiap hari, maka seyogyanya Ia menekankan untuk bersedekah di hari Jumat nya bukan dari yang lain. Dikatakan;
وَإِذَا تَصَدَّقَ فِي وَقْتٍ دُونَ وَقْتٍ تَحَرَّى بِصَدَقَتِهِ مِنْ الْأَيَّامِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَمِنْ الشُّهُورِ رَمَضَانَ
“Al-Halimi berkata, apabila bersedekah di satu waktu, tidak waktu yang lain, maka hendaknya ditekankan pada hari Jumat dan bulan Ramadhan.” (Al-Ubbadi, Hasyiyah al-Ubbadi ala Ghurar al-Bahiyyah, juz 4, hal. 81).
Jadi tidak benar bahwasanya budaya sedekah di hari Jumat itu tidak ada dasarnya dan makruh untuk mengkhususkan sedekah di hari Jumat, justru sunnah muakkad untuk bersedekah dari tersebut dan sebagaimana penjelasannya Al-halimi bahwasanya jika tidak bisa bersedekah setiap hari maka bersedekahlah di hari Jumat. Wallahu A’lam.
Terkait
Desain Rumah Kabin
Rumah Kabin Kontena
Harga Rumah Kabin
Kos Rumah Kontena
Rumah Kabin 2 Tingkat
Rumah Kabin Panas
Rumah Kabin Murah
Sewa Rumah Kabin
Heavy Duty Cabin
Light Duty Cabin
Source link